FEBI IAIN Pontianak akan Adopsi Universiti Malaysia Kelantan dalam Inovasi Pendidikan

FEBI IAIN Pontianak akan Adopsi Universiti Malaysia Kelantan dalam Inovasi Pendidikan

Surabaya, (febi.iainptk.ac.id) 11/9/2024 – FEBI IAIN Pontianak menghadiri The 2nd Annual International Summit on Development and Economic Empowerment (AISDEE) Faculty of Islamic Economics and Business di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 10 s/d 14 September 2024. Acara ini mendatangkan beberapa narasumber mancanegara. Salah satu narasumber yang cukup inspirtaif adalah Dr. Zailani Abdullah dari Universiti Malaysia Kelantan (UMK).

Zailani mengangkat tema bertajuk “Pendidikan Hybrid-Flexible (HyFlex) dan 2H2U dalam Era Digital”, Sebagai seorang pakar pendidikan dari universitas tersebut, Zailani memperkenalkan pendekatan baru dalam pendidikan tinggi yang memadukan metode pembelajaran hybrid dan fleksibel, khususnya untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

Konferensi  yang berlangsung di kampus UINSA Surabaya ini dihadiri oleh para dosen, akademisi, serta mahasiswa yang tertarik dengan inovasi dalam sistem pendidikan. Dalam presentasinya, Dr. Zailani menekankan pentingnya penerapan HyFlex Learning Model yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih cara mereka mengikuti perkuliahan, baik secara tatap muka, daring sinkron, maupun daring asinkron. “HyFlex menggabungkan konsep hybrid dan fleksibilitas, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan gaya belajar mereka dengan kebutuhan pribadi tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran,” ujarnya.

Inovasi Pendidikan di Era Digital

Dr. Zailani menjelaskan bahwa model HyFlex menawarkan solusi atas berbagai tantangan dalam dunia pendidikan, seperti keterbatasan ruang kelas, ketidaksesuaian jadwal, hingga kebutuhan mahasiswa yang bekerja paruh waktu. “Dengan metode ini, mahasiswa dapat mengikuti kelas sesuai ketersediaan waktu mereka, baik secara langsung di kampus atau melalui video konferensi dan platform pembelajaran daring,” jelasnya. Model ini juga memungkinkan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan perkuliahan dari lokasi manapun, tanpa terikat oleh batasan geografis.

Lebih lanjut, Dr. Zailani juga memaparkan roadmap menuju pendidikan fleksibel yang mencakup pengurangan beban kredit mata kuliah universitas dan fakultas, serta peningkatan pilihan mata kuliah elektif yang lebih bebas. Selain itu, sistem pendidikan yang terbuka juga menjadi perhatian utama, di mana UMK berencana untuk menawarkan program integrasi dari gelar sarjana hingga magister, serta sistem gelar ganda untuk mendorong peningkatan mobilitas akademik mahasiswa.

Manfaat Pembelajaran Hybrid-Flexible

Penerapan sistem HyFlex ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu karena bekerja atau memiliki tanggung jawab lainnya. “HyFlex juga berkontribusi pada pengembangan pembelajaran yang lebih personal dan mandiri, di mana mahasiswa memiliki kendali atas waktu dan cara mereka belajar,” kata Dr. Zailani.

Di samping itu, model ini memungkinkan mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran mereka. Pembelajaran berbasis teknologi yang kaya akan materi daring dipadukan dengan instruksi tatap muka secara bergantian, memungkinkan pengajaran yang lebih dinamis dan interaktif.

Tantangan dan Solusi Implementasi HyFlex

Meskipun HyFlex menawarkan berbagai keunggulan, Dr. Zailani juga mengakui adanya tantangan dalam implementasinya. Tantangan utama adalah keterbatasan fasilitas yang belum sepenuhnya mendukung pembelajaran hybrid, seperti kurangnya ruang kelas yang dilengkapi dengan teknologi yang memadai untuk mengakomodasi perkuliahan daring dan luring secara bersamaan. “Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya alokasi anggaran khusus untuk memfasilitasi pembelajaran daring, serta peningkatan keamanan dan perbaikan teknologi yang digunakan,” tambahnya.

Konferensi ini ditutup dengan diskusi interaktif antara para peserta dan narasumber mengenai langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh institusi pendidikan dalam mengadopsi model HyFlex, serta bagaimana meningkatkan kolaborasi antara mahasiswa yang belajar daring dan tatap muka untuk memastikan keberhasilan sistem ini.

Dr. Samsul Hidayat, MA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, memberikan apresiasi tinggi terhadap materi konferensi yang disampaikan oleh Dr. Zailani Abdullah dari Universiti Malaysia Kelantan. Dr. Samsul menilai bahwa model pembelajaran HyFlex memiliki potensi besar untuk meningkatkan fleksibilitas dan aksesibilitas bagi mahasiswa di FEBI IAIN Pontianak, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

“Kami sangat terkesan dengan konsep HyFlex yang menawarkan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk memilih cara mereka berpartisipasi dalam perkuliahan, baik secara tatap muka maupun daring. Ini adalah langkah inovatif yang dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar mahasiswa,” ujar Dr. Samsul.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan rencana FEBI IAIN Pontianak untuk mengadopsi model HyFlex ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa yang bekerja atau memiliki keterbatasan waktu. “Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menyediakan pendidikan yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman,” tutupnya.

Penulis: Erika SM

Editor: Holil