Pontianak, 13 Juni 2025 – Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mandiri diKantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, adalah keputusan yang saya ambil dengan kesadaran penuh. Bukan karena paksaan, melainkan karena ketertarikan pribadi terhadap dunia pelayanan publik, khususnya yang berkaitan langsung dengan masyarakat.
Dimulai sejak 2 Juni hingga 19 Juli 2025, PKL ini bukan sekadar rutinitas akademik. Ia menjadi ruang belajar yang nyata bagi saya untuk memahami bagaimana sistem birokrasi dijalankan, bagaimana pelayanan diberikan, dan lebih dari itu — bagaimana empati dan kesabaran dibutuhkan dalam menghadapi beragam latar belakang masyarakat.
Saya terlibat dalam tugas-tugas administratif seperti mengurus legalisir surat belum menikah, pengelolaan berkas pernikahan, dan membantu proses keluar-masuk dokumen penting lainnya. Kegiatan yang tampak sederhana ini sebenarnya memerlukan ketelitian, kecepatan, dan kemampuan komunikasi yang baik. Warga yang datang seringkali membawa harapan besar — entah untuk menikah, mendaftar masuk TNI/Polri, atau sekadar mengurus dokumen yang tertunda. Di sinilah saya belajar bahwa pelayanan publik bukan sekadar kerja administratif, tetapi juga bentuk pengabdian.
Salah satu hal yang paling saya pelajari adalah pentingnya keramahan dan kejelasan informasi. Tak sedikit warga yang bingung dengan prosedur, merasa cemas, atau bahkan kesal. Ketika itu terjadi, kemampuan untuk menjelaskan dengan sabar dan tetap tenang menjadi kunci. Inilah realitas yang tidak selalu bisa saya temui di bangku kuliah.
PKL mandiri ini membuka mata saya bahwa dunia kerja, khususnya di sektor pemerintahan, sangat membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, berintegritas, dan siap melayani dengan hati. Saya bersyukur mendapat bimbingan dari para pegawai KUA yang tidak hanya mengarahkan secara teknis, tetapi juga memberikan teladan dalam bersikap dan bekerja.
Saya percaya bahwa pengalaman ini akan menjadi salah satu fondasi penting dalam perjalanan karier saya ke depan. Tidak hanya sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja, tetapi juga sebagai pengingat bahwa ilmu yang kita pelajari harus kembali kepada masyarakat, melalui pelayanan yang berkualitas dan penuh tanggung jawab.
Akhir kata, saya mengapresiasi dukungan dari FEBI IAIN Pontianak yang terus mendorong mahasiswa untuk tidak hanya cakap secara teori, tetapi juga siap terjun ke lapangan. Karena sesungguhnya, pembelajaran terbaik adalah yang ditempa langsung oleh pengalaman.
Penulis Berita: Zera
Editor: Erika SM